22 Agustus
2024, hari ulang tahun salah seorang teman, namun diluar sana hari ini menjadi hari
kegeraman masyarakat Indonesia terhadap pemerintah. 2 hari belakangan ini
tersebar poster / foto lambang garuda dengan background warna biru bertuliskan PERINGATAN
DARURAT. Tak sedikit tokoh-tokoh publik yang menyuarakan peringatan tersebut.
Yaa, Hukum
dipermainkan kembali
6 bulan
lalu, ketika pemilu presiden hendak digelar, terbit film “Dirty Vote” yang
menarasikan bahwa hukum telah dipermainkan. “Palu Hakim Patah berkeping-keping”
itu istilah yang mereka pakai. Dan kini hal yang serupa akan terulang kembali.
Presiden
Jokowi, seorang ayah yang sangat menyayangi keluarganya, layaknya ayah di muka
bumi ini, ia mempersiapkan segalanya untuk kedua putranya, Gibran dan Kaesang.
Bermula dari walikota solo, Gibran berhasil mulus dengan cara memberikan
kandidat lawan yang lemah, kandidat Bajo itu pun sebenarnya tidak memenuhi
syarat untuk maju, pada akhirnya catut KTP dijadikan jalan agar Bajo
dapat memenuhi syarat.
Pak Jokowi
sangat sayang sama Gibran, namanya juga anak pertama yaa, tak heran Gibran
dicalonkan untuk menjadi wakil presiden bersama Pak Prabowo. Bisa? Berhasil?
Tentu, kasih sayang seorang ayah membuat kebenaran itu buta, segala hal
dilakukan agar seorang Gibran bisa memenuhi syarat menjadi calon wakil
presiden. Disini lah hukum mulai dipermainkan, hukum diubah semaunya untuk kepentingan
tertentu, pembahasan lengkap cek aja di film “Dirty Vote”.
Akhir dari
segala perjalanan, Gibran menjadi seorang wakil presiden terpilih, satu langkah
untuk mempersiapkan seorang anak telah tercapai.
Kaesang, prediksi
saya sebagai rakyat yang baik hati, Kaesang tidak akan diperlakukan seperti
Gibran, Kaesang harus menapak dari bawah seperti yang Pak Jokowi lakukan, perlu
dicatat memang kita harus akui bahwa perjalanan politik Jokowi memang dari bawah,
menapak tingkat per tingkatnya. Naifnya, prediksi itu salah besar, politik
terlalu kejam bagi rakyat yang memiliki keikhlasan untuk bernegara, terlihat
Kaesang akan dicalonkan membersamai Bapak Ridwan Kamil dari koalisi KIM Plus.
Tetapi, lagi-lagi perjalanan Kaesang masih tersandung hukum-hukum yang ada di
Indonesia.
Sampai tulisan ini dibuat, proses politik sedang
berlangsung, langkah-langkah Jokowi untuk memenangkan Ridwan Kamil dan Kaesang
Pangarep masih proses pengamatan. Akankah Kaesang bisa lolos seperti Gibran? Mari
kita tunggu.
Kembali ke
22 Agustus 24, hukum dipermainkan didepan mata, peringatan darurat tersebar di
seluruh jagat media sosial, seluruh keresahan masyarakat tak dapat tertahankan,
DPR berusaha untuk menganulir putusan MK, yang mana dalam dunia hukum putusan
MK bersifat final dan harus dihormati, jika diingkari maka hal tersebut
merupakan pelanggaran konstitusi.
Tulis Catatan Najwa:
Ini bukan tentang Anies,
Ahok, Kaesang, atau PDI Perjuangan.
- - -
- - -
Ini rentan dianggap
PEMBANGKANGAN KONSTITUSI
0 Komentar