Halo Malakan's!
Mari sedikit bercerita perjalanan Malaka Project ke Surabaya kemarin.
Para Malakan di Surabaya dikagetkan dengan kehadiran Tiga ribu peserta pada malam itu. Lebih kagetnya lagi, ternyata Paman Coki sama Bang Ferry bener-bener nge-highlight kalau Malaka Goes to Campus di Surabaya ini paling banyak pesertanya dibandingkan Malaka Goes to Campus sebelum-sebelumnya. Surabaya GOKIILLL
Malaka Goes to Campus ini dibagi ke dalam beberapa sesi.
Sesi Pertama - 1 ON 1
Sesi pertama langsung diisi sama Fathia Izzati. Karena ini sedikit cerita, tentu nantinya pasti ada hal-hal yang terlewatkan. Toh, tujuan dari tulisan ini masih sebatas arsip cerita perjalanan pertama Malaka Project di Surabaya. Balik lagi ke Fathia, di sesi pertama ini Fathia mulai dari kata FAILURE, gilaa memang Malaka Project, baru sesi pertama sudah diberi konsumsi kegagalan. Berdamailah dari sebuah Kegagalan! Itu inti dari apa yang disampaikan oleh Fathia Izzati. Hadapi kegagalan itu sendiri, karena pada hakikatnya gagal adalah jatuh yang sementara. You Try You Fail. You Try You Fail. But the only True Failure is when You STOP Trying.
Sesi Kedua - Musuh Kemajuan
Malaka Project telah menyadarkan para Malakan bahwa sejatinya manusia mampu bangkit dari kegagalan. Pada sesi kedua ini Dea Anugrah membawa kita lebih maju lagi, apa yang harus kita lakukan setelah bangkit dari keruhnya kegagalan menuju beningnya kemajuan. Dea Anugrah memberikan tiga langkah menuju kemajuan, yaitu: Educate, Agitate, and Organize. Dea Anugrah bilang bahwa apa yang dilakukan oleh Malaka Project tiap harinya atas berdasarkan slogan ini. Bagaimana Malaka Project berusaha untuk mengedukasi Masyarakat, kemudian membangkitkan kesadaran kolektif Masyarakat, sampai dengan bagaimana Malaka Project dapat mengorganisir masyarakat yang telah teredukasi dan teragitasi tadi untuk mencapai visi yang sama.
Sesi Ketiga - Tren Tidak Logis Gen Z
Berbeda dari sesi pertama dan kedua yang saling berhubungan. Di sesi ketiga ini Angellie Nabila atau angewwie benar-benar mewakili lifestyle Gen Z. Mulai dari ketika ia membuka acara dengan santainya duduk di saat pembicara Malaka lainnya berdiri, kemudian dari menarasikan tren-tren yang tidak logis bagi Gen Z, sampai bagaimana cara menanggapi angewwie terhadap pertanyaan dari peserta yang berusaha memojokkan dirinya. Sebenarnya inti dari pembicaraan Angewwie tidak pada paparan materi tentang tren tidak logis gen z itu. Tapi Angewwie berusaha untuk mengajak khususnya Gen Z untuk berpikir rasional, agar setidaknya kita dapat menurunkan hal baik terhadap generasi kita selanjutnya.
Sesi Keempat - Ruang Manifestasi
Beralih pada sesi keempat yang dibawakan oleh Rizky Ardiprakoso. Sesi ini tetap memiliki hubungan dengan sesi pertama dan kedua. Malaka Project mengajak para Malakan untuk setidaknya setiap dari kita mengetahui apa mimpi kita. Setelah mengetahui Dreams Rizky Ardiprakoso mengajak tiga ribu malakan untuk bermanifestasi, atau gampangnya setelah kita tahu apa mimpi kita maka kita harus tau langkah apa yang harus kita lakukan untuk mencapai mimpi tersebut. Sebenarnya sesimpel itu pengertian dari manifestasi, tetapi butuh usaha dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya.
Sesi Kelima - Logika Mistika
Pecah! Gokil! Mungkin itu dua kata yang dapat menggambarkan sesi kelima ini. Entah materi apa yang dibawakan, Coki Pardede tetaplah Coki Pardede. Paman Coki berhasil membuat Tiga Ribu Malakans kagum dengan cara penyampaiannya. Bagaimana tidak, ketika Paman Coki diatas panggung, gue iseng aja lihat kanan kiri, It's amazing, Luar Biasa, bisa-bisanya seluruh peserta tidak ada yang membuka Handphone sama sekali, memperhatikan Paman Coki dengan seksama.
Okay, pada intinya kemarin Paman Coki menyampaikan bahwa dia sedang pada posisi dilema, dimana dua sahabatnya memiliki dua pandangan yang berbeda tentang hal-hal klenik. Ferry Irwandi tentu sangat tidak percaya dengan hal-hal begituan, berbeda dengan Tretan Muslim. Coki Pardede mengatakan bahwa selepas benar atau tidaknya hal-hal klenik persaudaraan antara dia dengan Tretan lebih berharga daripada kebenaran itu sendiri. Karena pada dasarnya TIDAK PERCAYA dengan Logika Mistika bukan berarti harus kurang ajar dengan PERGAULAN.
Sesi Keenam - Dialektika
Cania Citta, Dialektika, dua hal yang sangat melekat. Cania memberikan dua premis untuk ditanggapi oleh Para Malakan. Premis Pertama: Ada Logika Mistika yang baik dan perlu dirawat. Pro atau kontra?. Premis Kedua: Feminisme Tidak diperlukan. Pro atau Kontra? Model sesi keenam ini para peserta menanggapi kedua premis tersebut, kemudian Cania Citta juga menanggapi kedua premis tersebut. Para Malakan dapat mengambil benang merah atas diskusi yang dilakukan oleh Cania dengan para audiens. Misal premis satu, Cania Citta ada di posisi kontra. Kemudian ada audiens di posisi pro yang menyatakan kalau logika mistika tidak dirawat atau malah dihilangkan bagaimana nasib tempat wisata seperti bali, banyuwangi dll, perputaran ekonomi mereka akan menyusut dan tidak berkembang sebab akan tidak ada yang berkunjung maupun membeli buah tangan khas daerah tersebut. Kemudian Cania memberi contoh J. K. Rowling dan karya Harry Potternya. Membuat fim sihir itu boleh sebagai nilai industri karena sifatnya hiburan dan entertaintment saja. Hal ini bisa dilakukan tanpa mempercayai adanya sihir. Dari hal tersebut benang merah dikembalikan kepada setiap individu Malakan's, mau berada di posisi pro atau kontra.
Sesi Ketujuh - Ferry Irwandi
"Banyak Orang yang Mati dalam hidupnya, terlalu sedikit Orang yang Hidup dalam Matinya" Hallo, Gue Ferry Irwandi, dan gue adalah seorang Visioner Pendidikan (mungkin kalau di content openingnya gini, he he). Ferry Irwandi memulai pembicaraan dengan suatu hal yang tidak mungkin disampaikan secara online. Ferry memprediksi ada dua kemungkinan masa depan Malaka Project, kemungkinan kedepannya Malaka Project akan menjadi Organisasi paling BERPENGARUH di Indonesia atau akan menjadi Organisasi paling DIBURU di Indonesia. Visi dari perjalanan Ferry Irwandi sampai titik ini yakni untuk mencerdaskan bangsa, tidak peduli dengan resiko apa yang akan ia alami.
Udah sih, itu aja dari Ferry Irwandi sebagai pembuka. Kemudian Ferry mempersilahkan dua penanya, cowok satu, cewek satu. Pertanyaan pertama dari cowok, gatau siapa namanya, intinya dia nanya tentang Pilkada di daerahnya, sebenarnya eman, momen seperti ini malah bertanya apa yang dapat kita lakukan untuk menanggapi isu pilkada yang ada di daerahnya itu.
Tapi diluar dugaan, Ferry Irwandi menanggapi dengan NOTHING, tidak ada yang bisa dilakukan untuk berkontribusi secara nyata dalam meanggapi isu yang ditanyakan. Ferry Irwandi memberikan saran untuk para Mahasiswa melihat realita apa yang sedang dihadapinya sekarang, SELESAIKAN KULIAH. Itu inti jawaban dari Ferry Irwandi pada sesi pertanyaan pertama di acara Goes to Campus UNAIR kali ini.
Beralih pada sesi pertanyaan kedua, and this is an epic moment. Begitu indahnya momen malam itu, sebagai penutup dari GTC kali ini, para Malakan pada sesi pertanyaan kedua Ferry Irwandi diperlihatkan seorang mahasiswi inspiratif, Kak Dhebby namanya. Apresiasi banyak-banyak buat dia yang telah menjadi inspirasi dan memotivasi Tiga Ribu Malakan's malam itu.
Kak Dhebby menceritakan bahwa 5 Des 2024 atau tepat saat tulisan ini dibuat, ia terjadwal untuk menyelesaikan kuliahnya dengan Sidang Akhir skripsi. Ia memiliki kesempatan untuk mendapatkan TTD langsung dari Ferri Irwandi, Cania Citta, Coki Pardede, dan Fathia Izzati. Perjalanan jatuh bangun yang ia miliki juga jadi motivasi bagi para Mahasiswa untuk menyelesaikan skripsinya. Tentu bagi para Malakan, perjalanannya membuktikan bahwa kita semua memiliki peran untuk mewujudkan Visi dari Malaka Project, yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
"Bang, elu bikin gua HIDUP" Itulah kata-kata Kak Dhebby kepada Ferry Irwandi diatas panggung dihadapan Tiga Ribu Malakans. Ferry Irwandi telah menginspirasi kita semua dengan perjalanannya sampai pada titik ini.
Kamis, 5 Des 2024 - di Teras Rumah selepas Hujan.
0 Komentar